RSPON – Dalam episode terbaru podcast kesehatan Snack Time bertajuk “Disabilitas Pascastroke: Apakah Bisa Terjadi & Apa yang Harus Dilakukan”, Puskesmas Kramat Jati menghadirkan fisioterapis dari RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta sebagai narasumber. Acara tersebut menghadirkan Maghfira Cahyani G., Str. Kes., Ftr, dan dipandu oleh dr. Dyah Sari Kusumawati. Kegiatan ini juga didukung oleh Dinas Sosial DKI Jakarta, Dinas Kesehatan, serta RSPON Mahar Mardjono Jakarta.

         Podcast dilaksanakan pada Kamis, 11 Desember 2025 pukul 11.00 WIB, dan disiarkan secara live dari Mini Studio dalam Puskesmas Kramat Jati. Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional, dengan tujuan memberikan edukasi mengenai risiko disabilitas pascastroke serta langkah-langkah penanganan yang tepat bagi pasien dan keluarga.

       Dalam sesi diskusi, Maghfira Cahyani G., Str. Kes., Ftr menjelaskan bahwa stroke merupakan kondisi gawat darurat medis yang terjadi ketika aliran darah ke bagian tertentu di otak terhenti atau berkurang, sehingga sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak dalam hitungan menit dan menimbulkan gangguan fungsi tubuh, seperti kelemahan anggota gerak, bicara pelo, gangguan penglihatan, hingga hilangnya kesadaran.

        Maghfira Cahyani G., Str. Kes., Ftr menekankan bahwa empat jam pertama sejak munculnya gejala stroke merupakan masa emas yang sangat menentukan keberhasilan pemulihan pasien. Penanganan yang cepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak serta meningkatkan peluang pemulihan yang optimal.

       Menggunakan perawatan di fase akut dan pasien diperbolehkan pulang, peran keluarga menjadi faktor kunci dalam proses pemulihan. Keluarga perlu menjadi pendamping utama yang telah memperoleh edukasi dari tenaga kesehatan, baik mengenai perawatan pascastroke, pemantauan gejala lanjutan, maupun teknik pendampingan yang aman di rumah. Konsistensi perawatan di rumah sangat penting untuk memastikan kondisi pasien dapat dipantau dan berkembang dengan baik.

     Pada tahap rehabilitasi, fisioterapi memegang peranan penting dalam mengembalikan fungsi gerak pasien. Program latihan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien, termasuk penggunaan alat bantu gerak bila dibutuhkan. Narasumber mengingatkan bahwa ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat, menjalani terapi fisik, maupun melakukan latihan gerak dapat menghambat pemulihan dan meningkatkan risiko komplikasi.

       Selain itu, Maghfira Cahyani G., Str. Kes., Ftr menegaskan bahwa stroke dapat terjadi kapan saja. Gejala awal yang perlu diwaspadai meliputi pusing hebat, hilang kesadaran, tekanan darah tinggi, kelemahan satu sisi tubuh, wajah atau bibir mencong, gangguan bicara, serta penurunan daya ingat secara tiba-tiba. Jika gejala tersebut muncul, keluarga harus segera membawa pasien ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan profesional.

     Di akhir sesi, narasumber menambahkan bahwa dukungan keluarga memberikan kontribusi besar terhadap keberhasilan rehabilitasi. Motivasi, pendampingan, serta keterlibatan aktif keluarga dalam melakukan latihan gerak tubuh dan terapi dapat meningkatkan semangat pasien serta mempercepat proses pemulihan pascastroke.

Share:

Tags: RSPON, Berita

admin.rspon.go.id
Tim Humas RSPON