RSPON – Moyamoya merupakan kelainan pembuluh darah di otak yang menyebabkan penyempitan dan penyumbatan arteri utama yang memasok darah ke otak dan berisiko memicu stroke. Bertepatan dengan Hari Kesadaran Moyamoya sedunia pada tanggal 6 Mei, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta mengadakan talkshow edukasi yang diselenggarakan pada Kamis, 15 Mei 2025 dengan mendatangkan narasumber ahli dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta yaitu dr. Muhammad Kusdiansah, Sp.BS yang membahas tentang “Penyakit Moyamoya dan Risiko Stroke: Apa yang harus diketahui?” dan Handayani Andri, AMd.OT yang membahas tentang “Mengoptimalkan Kemandirian pada Pasien Moyamoya”. Acara ini dipandu oleh moderator Mursyid, AMd.Ft selama kurang lebih satu jam.


Pada pembahasan seputar Moyamoya, mungkin banyak orang yang belum tahu atau tidak familiar dengan penyakit yang satu ini. Dari namanya sendiri terdengar cukup unik, kata Moyamoya berasal dari Bahasa Jepang yang memiliki arti “Kepulan Asap”, disebut demikian karena adanya kondisi pembuluh darah otak menyempit dan menyebabkan gangguan aliran darah ke otak, karena gangguan aliran darah inilah terbentuk pembuluh darah kecil-kecil atau disebut sebagai Collateral Vessel dan pembuluh darah kecil-kecil ini ketika dilakukan pemeriksaan DSA, gambarannya menyerupai kepulan asap. Masalah yang dapat ditimbulkan oleh penyakit Moyamoya adalah di kemudian hari, Moyamoya bisa menyebabkan serangan stroke. Ada dua jenis stroke yang bisa terjadi pada Moyamoya, apabila Moyamoya menyerang kalangan usia muda, maka stroke yang terjadi adalah stroke sumbatan dan pada Moyamoya yang menyerang usia dewasa, stroke yang terjadi adalah stroke pendarahan.


Terapi okupasi pada pasien Moyamoya dapat membantu pasien untuk meningkatkan atau mendapatkan kembali kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Terapi okupasi ini penting bagi pasien terutama bagi mereka yang mengalami keterbatasan fisik atau mental yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, makan, dan berpartisipasi dalam pekerjaan atau hobi.
Diagnosa awal dari Moyamoya bisa melalui screening MRI dan atau DSA, dimana screening ini bisa mendeteksi berbagai jenis kelainan di otak tanpa radiasi sehingga aman untuk anak-anak dan ibu hamil.

Share:

Tags: RSPON, Berita

admin.rspon.go.id
Tim Humas RSPON